Sejumlah besar karena kesetidakimbangan serta ketidakstabilan yang mengerikan, berlayar di dalam permainan game seru Atlas, dengan triknya sendiri, benar-benar tegang. Keceriaan yang dipertaruhkan dari tinggalkan tempat yang relatif aman di pangkalan saya untuk menelusuri perairan yang tidak diketahui jelas beresiko: Bagaimana bila kita ditenggelamkan oleh badai? Bagaimana bila tidak ada tanah untuk diklaim? Bagaimana bila tambalan paling baru membuat Beberapa kapal pencuri dari Damned hampir tidak dapat dihancurkan lagi? Semua pemikiran ini berkibar di pikiran saya setiap saat perusahaan saya serta saya berlayar cari daerah serta sumber daya. Tentunya, sesudah seringkali bertelur kembali pada rumah tanpa ada kapal kami yang mahal serta memerlukan waktu sebab sedikit atau mungkin tidak ada kekeliruan kami, keceriaan itu berubah ke pertanyaan apa wajar buat kami untuk meneruskan. Model Survival Chart book ialah MMO yang bertahan hidup di dunia terbuka yang luas serta berair yang dipenuhi oleh bermacam pulau serta menarik untuk ditelusuri. Dibikin oleh sister studio untuk beberapa pembuat ARK: Survival Evolved, design game itu tertancap dalam DNA Atlas. Seperti juga ARK serta sejumlah besar permainan kerajinan yang lain, sejumlah besar waktu Anda di Atlas akan dihabiskan untuk lakukan pekerjaan-tugas duniawi seperti meretas pohon untuk kayu, menuai kapas, menanggalkan kulit kayu untuk gerendel dan lain-lain. Hasilnya ialah potensi untuk membuat premise operasi bikinan tangan atau kapal membajak laut multi-pemain yang benar-benar bisa sesuai punya Anda sendiri. Ini semua sesaat Anda memantau statistik seperti kelaparan, haus, serta skema nutrient over-the-top, merasa betul-betul tak perlu. Ini ditujukan untuk mengikuti pelaut yang terserang penyakit kudis di laut terlepas, tapi pada beberapa titik simulasi harus memberikan jalan menjadi membahagiakan, serta mencari apa saya telah makan cukup makanan yang memiliki kandungan nutrient C ialah pekerjaan yang menjemukan di atas standard hidup mekanika. Di lain sisi, rasa penelusuran waktu saya capai tiap gelombang di Brigantine kami belum tinggalkan saya dalam 60+ jam yang sudah saya butuhkan selama ini. Datang di pantai baru untuk mendapatkan harta karunnya bersama-sama rekan-rekan saya benar-benar mendebarkan serta Atlas betul-betul memaku situasi pada kondisi ini. Waktu keluar di lautan, lihat pulau baru di cakrawala ialah waktu untuk ambil stock serta putuskan apa kami ingin mengganti arah serta menelusuri, atau meneruskan ke arah awal kami. Seringkali dibanding tidak, bug pelacak menghajar kami serta kami merasakan diri kami mendayung ke pantai yang tidak diketahui, kombinasi keceriaan serta kegundahan isi pemikiran saya dengan tiap pendaratan. Cuaca bertindak, terkadang mengaburkan pandangan dengan kabut tebal, atau bisa lebih jelek lagi: angin topan raksasa bertekuk kirim kita ke kuburan air. Setiap saat kami selamat, kelegaan serta keceriaan yang kami rasakan menggerakkan kami maju. Saat semua sesuatunya berjalan di laut, Atlas betul-betul ada sendirinya serta mendatangkan beberapa pengalaman yang makin membahagiakan. Game Yang Memancing Emosi Anda tidak cuma berusaha menangani malnutrisi untuk bertahan hidup - pulau-pulau ini sarat dengan predator agresif yang menyebalkan yang tidak lebih dari pada ingin memberikan makan diri sendiri pada mayat Anda. Hewan seperti singa, harimau, serta beruang (jangan Anda berani menjelaskannya) berkeliaran di pantai serta rimba, serta khususnya saat Anda masih memperoleh bantalan Anda, mereka ialah sumber raksasa duka cita. Saya tidak bisa mulai hitung berapakah kali serigala lihat saya melewati pantai - ya, serigala di pantai - serta mencengkeram dengan kecepatan yang nampaknya menandingi SR-71 Blackbird. Sendiri mereka tidak melawan serta bisa dibunuh untuk sediakan daging, kulit, serta bahan bernilai yang lain, tapi seringkali mereka melancong dalam paket yang mengagumkan. Saya alami saat dimana saya hitung kurang dari lima ular raksasa, tiga buaya raksasa, serta beberapa kalajengking besar yang memburu saya melewati pantai gurun tempat kami pertama-tama membangun kemah kami, semua sesaat saya dipersenjatai dengan tidak lebih satu tombak yang benar-benar ringkih. Artikel Lainnya : Sea of Thieves Review (2020) Sebab predator berikut saya berasa makin frustrasi dengan jam-jam awal Atlas dibanding yang saya punya dengan permainan apa play on words dalam beberapa waktu. Benar-benar susah untuk membuat pangkalan untuk membuat satu kapal untuk berlayar saat setiap saat Anda menghasilkan Anda diterima oleh rahang raksasa super cobra. Tidak seperti ARK, yang mempunyai banyak herbivora kuat yang dapat bertahan menantang dinosaurus paling agresif, di Atlas sering lihat sekumpulan gajah ditebang oleh seekor ular. Jadi mangsa secara cepat hancur, serta yang masih ada buat predator untuk memburu ialah manusia. Dengan begitu, tiap kematian serta respawn ialah permainan ayam: bisakah saya membuat kembali pada badan saya untuk mengembalikan beberapa barang saya sebelum saya mati lagi, atau akankah lima buaya yang perlu saya sisipkan ke perut saya serta sebelum saya capai pantai? Beradu dengan predator ini tidak seburuk bila pertempuran dengan berjalan kaki tersebut bukan sampah untuk mengawali. Huru-hara berasa mudah serta tidak bermanfaat dalam banyak masalah, serta beberapa pemangsa (saya sedang lihat Anda, ular) seringkali tidak terima kerusakan serta saat Anda sudah memukulnya dengan jelas. Memakai gun atau senapan jadi pilihan di masa datang, tapi mereka berasa kurang wajar dalam perkelahian besar karena waktu yang dibutuhkan untuk isi satu peluru. Selanjutnya, busur serta anak panah ialah senjata withering bermanfaat di Atlas, walau busur tersebut harus dibuat dari korek programming interface berdasar pergerakan peluruhannya yang cepat sekali. Bila Anda Membangunnya, Mereka Akan Ambilnya Di atas kertas, dunia Atlas tawarkan potensi untuk memuat 40.000 pemain mengagumkan sekaligus juga. Dalam fakta jika dunia serta populasi dipecah jadi pecahan server, disebutkan daerah oleh penghuninya, dengan semasing server cuma memberikan dukungan seputar 150 pemain.. Server dipisah jadi tiga tipe: Freeport, yang mana tiap pemain akan menghasilkan serta mengawali perjalanan mereka ; Wilderness, yang disebut tipe server withering umum serta sangat mungkin untuk klaim tanah ; serta daerah tanpa ada hukum yang ditujukan untuk zone loncatan sesaat, sangat mungkin untuk pembangunan pangkalan tapi tidak mengakui tanah. Ada lumayan banyak macam lingkungan antara mereka, dari mulai padang pasir yang keras serta kadang tidak bisa ditempati sampai edens tropis yang subur. Membuat premise untuk simpan penumpukan sumber daya Anda, membuat stasiun, serta pada akhirnya badan Anda saat Anda logout penting untuk bertahan dalam periode panjang, serta itu salah satu pekerjaan yang makin menarik. Anda bisa seutuhnya sesuaikan penampilan pangkalan Anda, dan - waktu Anda maju lewat pohon ketrampilan berbelit Atlas - Anda bisa membuat susunan batu yang susah, baik di tanah atau serta bergantung disamping tebing. Tetapi, permasalahan besar menahan perusahaan kecil (versus Atlas dari society) serta khususnya pemain solo bisa dengan gampang membuat diri mereka semenjak awal. Membuat benteng permanen untuk kerja memerlukan ruangan di satu dari banyaknya server tanpa ada hukum atau tempat yang bisa diklaim untuk membangun toko, serta yang paling akhir benar-benar susah didapatkan. Kurang lebih di hari ke-3 sesudah peluncuran Atlas, sejumlah besar tanah yang bisa diklaim sudah diambil, akhiri keruntuhan tanah. Rekan-rekan saya serta saya - trio rekan yang menulis beberapa ratus jam dalam permainan bertahan hidup seperti ARK serta Conan Exiles - awalannya berlayar dari freeport gurun kami dengan beberapa rakit kecil, yang kami namakan 'The Magnificent' serta 'Substitution Geoff' (semenjak 'Geoff' pertama yang kami bangun hilang buat kami). Kami bertiga cari tinggi serta rendah untuk tanah yang tidak ditempati, sekalian putuskan bagaimana kami akan membagi peranan kami yang lain dalam barisan, sebab tidak ada kelas yang sudah dipastikan untuk diambil. Bukannya, Anda naik level dengan lakukan hampir segala hal di Atlas: mendapatkan pulau baru, memanen bahan, serta membunuh makhluk. Untungnya, itu tidak hemat pada point pengalaman, membuat naik level awal angin memberi kepuasan. Dengan tiap level, ada point ketrampilan untuk dimasukkan ke pohon ketrampilan Atlas yang masif tetapi berbelit, yang semasing cabang salah satunya berkaitan. Turun satu garis ketrampilan, seperti Konstruksi, bisa ke arah banyak disiplin pengetahuan lain, seperti Armor Crafting atau Pembangunan Kapal. Kami semasing pilih spesialisasi, pada akhirnya pilih Joe yang belajar Artileri serta Penjinakan Hewan, Leif berspesialisasi dalam Weapon Crafting, serta saya sendiri fokus pada Kapten, Pembajakan, serta Pengerjaan Kapal. Keputusan Dalam posisi akses awalannya, Atlas cuma mempunyai beberapa kesuksesan untuk dibanggakan. Ini memaku pengalaman bersiap-siap untuk perjalanan panjang, dan perasaan penemuan saat Anda terjegal pada puing-puing atau patung Argonath-esque yang hancur di pulau yang jauh dengan sekumpulan rekan. Tetapi perasaan itu sedikit serta jauh antara pola besar beberapa hal, serta sesaat dua minggu paling akhir tambalan sudah jauh lebih bagus dibanding dua yang pertama, seringkali pengalaman saya dipenuhi oleh frustrasi serta duka cita. Khususnya, pertarungan darat jelek, serta apa Anda berjalan kaki atau di laut, begitu gampang untuk kehilangan semua yang sudah Anda butuhkan berjam-jam menggiling bahan untuk membuat Beberapa kapal Damned of the Damned, satu perusahaan lawan waktu Anda sedang tidur., atau sebatas bug yang mengganggu. Tiap kehilangan yang tidak adil membuat saya menanyakan kenapa saya terus bermain, apabila itu akan membuat keluar dari akses awal, Atlas perlu memberi jawaban yang lebih bagus untuk pertanyaan itu.
0 Comments
Leave a Reply. |
|